Hewan Yang Kuat Hidup Di Lingkungan Ekstrem
Hewan Yang Kuat Hidup Di Lingkungan Ekstrem – Di dunia ini banyak sekali lingkunga yang ekstrem kendati yang di kenal sebagai planet yang bisa di tinggali manusia. Dari tempat Ektrem di bumi ini kebanyakan tidak di tinggali oleh manusia. tetapi di tinggali oleh makhluk hidup lainnya.
Ada beberapa di antaranya yang mampu hidup di lingkungan yang gersang, panas, atau justru sangat dingin. Hewan atau tumbuhan yang hidup di daerah yang ekstrem atau tidak bersahabat biasanya di kenal dengan sebutan extremophiles.
Seperti di kutip dari dealerpro.net ada beberapa hewan yang bisa hidup di lingkungan ekstrem di antara nya seperti di bawah ini.
Tardigrade
Tardigrade merupakan organisme mikroskopis yang bisa hidup di seluruh jenis lingkungan. Hewan unik berkaki delapan ini di temukan hidup di gurun, gletser, mata air panas, hingga di puncak gunung tertinggi di dunia.
Tardigrade juga di perkirakan tinggal di Bulan, berkat pendaratan darurat pesawat penyelidik bulan Israel yang membawa tardigrades sebagai bagian dari muatannya. Peneliti mendapati, per akhir 2021, belum ada lingkungan yang tidak bisa di tinggali beruang air ini.
Tardigrade bertahan hidup di lingkungan ekstrem dengan menjadi kering dan seolah-olah mati, yang di sebut fase cryptobiosis. Tardigrade kering ini bisa kembali hidup aktif setelah beberapa dekade “mati suri” bila terkena air.
Penguin Kaisar
Penguin kaisar (Aptenodytes forsteri) biasa tinggal di benua Antartika sepanjang musim kawin. Untuk mengatasi suhu Antartika yang biasa turun hingga −40 °C, burung tangguh yang tidak bisa terbang ini bertahan dengan berkumpul bersama dalam kelompok besar. Berkumpul membantu penguin kaisar berbagi kehangatan dan mengurangi paparan individual pada elemen iklim yang berisiko kematian.
Kerumunan penguin kaisar juga bertukar tempat secara berkala saat berkumpul. Penguin-penguin di lingkaran terluar akan bergantian berdiri di area dalam lingkaran kerumunan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok penguin punya kesempatan untuk menghangatkan diri. Live22 Guava
Katak Kayu
Katak kayu (Lithobates sylvaticus) beradaptasi di lingkungan bermusim dingin dengan membiarkan dirinya membeku dan mati suri hingga musim semi tiba.
Hewan Katak kayu saat bertahan hidup dibekukan dengan mengumpulkan glukosa di dalam jaringan. Krioprotektan atau zat pelindung ini melindungi jaringan biologis katak dari kerusakan akibat pembekuan.
Unta
Unta atau “kapal gurun” dapat bertahan hidup pada suhu 49 °C dan bertahan selama seminggu atau lebih tanpa mengonsumsi air. Kemampuan unta untuk bertahan di suhu ekstrem gurun yang panas di siang hari, dingin di malam hari, dan mendapat curah hujan rendah ini didukung banyak hal.
Salah satu kelebihan unta yaitu memiliki telapak kaki yang besar dan datar untuk menyebar berat badan di atas pasir. Unta juga memiliki bulu lebat di bagian atas badan sebagai peneduh. Sementara itu, bulu tipis di bagian badan lainnya memungkinkan badan unta tidak kepanasan.
Unta juga buang air kecil dan berkeringat sangat sedikit, sehingga mendukung kemampuannya bepergian tanpa banyak persediaan air dalam waktu yang lama.
Semut Perak Sahara
Semut Perak Sahara (Cataglyphis bombycina) bertahan hidup di gunung Sahara berkat kakinya. Di tengah suhu lingkungan gurun yang dapat melebihi 60 °C, kaki-kaki semut Sahara memungkinkannya bergerak cepat dan menjaga tubuhn di atas pasir yang panas.
Semut perak Sahara merupakan spesies tercepat dari 12.000 spesies semut di dunia, dengan kecepatan 855 mm per detik.
Kumbang Kulit Kayu Datar
Kumbang kulit kayu datar (cucujidae, flat bark beetle) bisa hidup di wilayah Arktik seperti Kanada dan Alaska. Di musim dingin, kumbang kulit kayu datar merah mengeringkan diri hingga tersisa 30-40 persen cairan tubuh.
Mirip katak kayu, kumbang ini menggunakan protein pelindung jaringan yang memungkinkannya tidak mati beku.